Segerombolan Gajah Mengamuk di Bengkalis Riau, 1 Rumah Hancur
Pekanbaru - Segerombolan gajah liar mengamuk di Bengkalis Riau. Apakah balas dendam karena temannya mati tersetrum listrik?
"Tapi saya melihatnya bukan balas dendam. Tetapi lebih pada habitat gajah yang dikuasai warga. Dua tahun lalu rumah yang dirusak ini belum berdiri," kata Himpunan Penggiat Alam (Hipam) Zulhusni Sukri dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (6/2/2016).
Husni sapaan akrabnya Zulhusni, rumah yang dirusak gajah itu berada di RT1 RW 10, Kelurahan Pematang Kudu, Kecamatan Mandau, Bengkalis. Rumah ini dirusak tadi malam sekitar pukul 23.00 WIB.
"Rumah yang dihancurkan gajah merupakan rumah semi permanen yang lagi ditinggal pemiliknya yang juga tanpa listrik," kata Husni.
Husni menjelaskan, tadi malam pihaknya bersama perangkat desa sudah mencoba menghalau gerombolan gajah liar tersebut. Hingga pukul 01.00 dini hari, barulah gajah meninggalkan desa.
"Kita melihatnya, rumah itu dihancurkan gajah karena berdiri di lintas gajah. Sudah dua tahun gerombolan gajah tidak melintasi daerah ini. Nah ketika mereka kembali, wilayah jelajahnya sudah berdiri rumah, makanya dihancurkan," kata Husni.
Gerombolan gajah liar ini diperkirakan 24 ekor. Sebelumnya gerombolan ini berada di Kecamatan Pinggir. Di sana, satu ekor di antaranya, mati terkena strum listrik yang dipasang warga di areal perladangannya.
Rabu, 3 Februari lalu, seekor gajah betina usia sekitar 20 sampai 30 tahun mati di Desa Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Bengkalis. Hasil autopsi, positif gajah liar mati karena setruman listrik yang sengaja dipasang warga di areal perladangan.
Lantas mengapa bisa konflik terjadi? "Karena hutan swaka margasatwa Balai Raja sudah punah. Dari luasan 18 ribu hektare tersisa hanya 100 hektare saja. Selebihnya sudah jadi desa dan perkebunan sawit. Inilah yang memicu konflik berkepanjangan," kata Husni.
Husni berharap, Kementerian Kehutanan RI, segera meninjau lokasi swaka margasatma Balai Raja yang sudah dikuasai penduduk secara ilegal. Pemerintah diminta segera mencarikan solusi atas konflik yang terjadi.
"Kalau pemerintah tinggal diam tanpa mencarikan solusi habitat gajah liar ini, maka gajah akan dianggap hama oleh warga, dan pasti akan dibunuh dengan cara diracun atau memasang kawat listrik. Ini sangat serius, kalau tidak, gajah kita akan punah sebelumnya waktnya," tutup Husni.
"Tapi saya melihatnya bukan balas dendam. Tetapi lebih pada habitat gajah yang dikuasai warga. Dua tahun lalu rumah yang dirusak ini belum berdiri," kata Himpunan Penggiat Alam (Hipam) Zulhusni Sukri dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (6/2/2016).
Husni sapaan akrabnya Zulhusni, rumah yang dirusak gajah itu berada di RT1 RW 10, Kelurahan Pematang Kudu, Kecamatan Mandau, Bengkalis. Rumah ini dirusak tadi malam sekitar pukul 23.00 WIB.
"Rumah yang dihancurkan gajah merupakan rumah semi permanen yang lagi ditinggal pemiliknya yang juga tanpa listrik," kata Husni.
Husni menjelaskan, tadi malam pihaknya bersama perangkat desa sudah mencoba menghalau gerombolan gajah liar tersebut. Hingga pukul 01.00 dini hari, barulah gajah meninggalkan desa.
"Kita melihatnya, rumah itu dihancurkan gajah karena berdiri di lintas gajah. Sudah dua tahun gerombolan gajah tidak melintasi daerah ini. Nah ketika mereka kembali, wilayah jelajahnya sudah berdiri rumah, makanya dihancurkan," kata Husni.
Gerombolan gajah liar ini diperkirakan 24 ekor. Sebelumnya gerombolan ini berada di Kecamatan Pinggir. Di sana, satu ekor di antaranya, mati terkena strum listrik yang dipasang warga di areal perladangannya.
Rabu, 3 Februari lalu, seekor gajah betina usia sekitar 20 sampai 30 tahun mati di Desa Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Bengkalis. Hasil autopsi, positif gajah liar mati karena setruman listrik yang sengaja dipasang warga di areal perladangan.
Lantas mengapa bisa konflik terjadi? "Karena hutan swaka margasatwa Balai Raja sudah punah. Dari luasan 18 ribu hektare tersisa hanya 100 hektare saja. Selebihnya sudah jadi desa dan perkebunan sawit. Inilah yang memicu konflik berkepanjangan," kata Husni.
Husni berharap, Kementerian Kehutanan RI, segera meninjau lokasi swaka margasatma Balai Raja yang sudah dikuasai penduduk secara ilegal. Pemerintah diminta segera mencarikan solusi atas konflik yang terjadi.
"Kalau pemerintah tinggal diam tanpa mencarikan solusi habitat gajah liar ini, maka gajah akan dianggap hama oleh warga, dan pasti akan dibunuh dengan cara diracun atau memasang kawat listrik. Ini sangat serius, kalau tidak, gajah kita akan punah sebelumnya waktnya," tutup Husni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar