Senin, 25 Januari 2016

MEMERANGI TERORISME TIDAK HARUS MENGUSIR TRANSMIGRAN GAFATAR DARI KALBAR

IMG-20160123-WA0023

Beritaplatmerah.com-Sragen-Jateng-Ketua Umum APT2PHI, Rahman Sabon Nama mengomentari terkait berita teroris dan petani transmigran asal Jawa Timur  yang ikut organisasi Gafatar  dan bermukin di Kalimantan Barat  yang rumahnya dibakar dan diusir  supaya meninggalkan sawah dan ladangnya  “Saya  miris mendengar kejadian tersebut  dan  penanganannya   sepertinya dipolitisasi sehingga terkesan negara gagal melindungi rakyatnya di negeri sendiri,”Kata Rahman  saat dihubungi Platmerah disela melakukan tugas organisasi yang dipinpinnya di  Ngawi  Jatim ,sabtu (23/1-2016)  .

“Rahman Mengkritisi terkait digunakannnya kapal perang untuk memulangkan eks Gafatar secara paksa dari Kalbar ke jatim.”Kenapa pemerintah mengerahkan kapal perang untuk memulangkan ribuan transmigran eks Gafatar secara paksa dari Kalbar ke Jawa Timur?,”Imbuhnya.

“Pantuan dari berita-berita media bahwa alasan Pemerintah/ Menkopolhukam memulangkan mereka ke daerah asalnya di Jawa untuk menghindari konflik horisontal dengan saudara sebangsa warga Kalbar,padahal menurut  laporan dari sumber terpercaya bahwa aktifitas mereka sebagai petani murni bercocok tanam,tidak ada aktifitas mereka yang mengancam keselamatan negara dan NKRI.

Kalau memang ajarannya menyimpang dan berpotensi dapat menimbulkan konflik, kan ada perangkat negara BIN dalam bidang poleksosbudhankamrata yang dapat memonitor dan mengalisa apabila ada pelanggaran,Kalau mereka melanggar  hukum dapat ada Polri  melakukan penegakan hukum,dan ada ancaman keselamatan negara bisa dengan BAIS TNI dan juga ada perangkat negara dalam pembinaan umat beragama dan terkait urusan demografi ada PDTT,semua ada dikita , pada  kemana mereka semua..?”Sindirnya.

Seharusnya Kemenag dan MUI bisa berperan untuk urusan pembinaan umat beragama dapat menyadarkan mereka,kemudian kemana BIN selama ini? Ka BIN sepantasnya bertanggung jawab atas kasus ini dan  begitu Kementrian Pertanian,Kementrian Sosial dan Kementrian Tenaga Kerja kurang berperan aktif,”Katanya.

“Dari rentetan kejadian Bom berdarah di Thamrin sampai pada pengusiran paksa petani eks transmigrasi dari Kalimantan Barat ada yang patut dipertanyakan .”Selaku Ketua APT2PHI kesehariannya  bersama pedagang UKM Pangan, dan petani /buruh, “Rahman sabon meminta kepada pemerintah agar hentikan dan kembalikan mereka ke Kalbar karena disana harapan masa depan keluarga dan anak turunannya yang sudah bertahun tahun dibangunnya,”Kalau tidak   masyarakat akan menganggap ini sebagai agenda politik kelompok tertentu dalam pemerintahan yang berniat  menjatuhkan pemerintahan Jokowi-JK.”Masa sih negara sebesar ini tidak mampu  mengurus masalah warganya yang aktifitas kesehariaannya hanya petani dan tidak mengancam keselamatan bangsa dan NKRI.”Tungkasnya.

Editor:agus nainggolan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar